Bidang konstruksi memiliki berbagai divisi dan elemen untuk mengerjakan proyek konstruksi yang melibatkan banyak orang di dalamnya. Oleh karena itu, tidak jarang antar departemen memiliki kepentingan pekerjaan dan menimbulkan konflik dalam tim proyek konstruksi. Konflik terjadi akibat tujuan yang tidak sesuai atau adanya persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas. Konflik juga dapat terjadi bisa disebabkan oleh ketidakmampuan berkomunikasi tentang sumber konflik dampak dari konflik tersebut.
Bagaimana Strategi Manajemen untuk Meminimalkan Konflik Tim Proyek Konstruksi
Untuk mengatasi hal tersebut, berikut strategi manajemen untuk meminimalkan konflik tim proyek konstruksi:
1. Jaga Komunikasi Tetap Terbuka dan Saling Menghormati
Salah satu prinsip dasar manajemen konflik adalah menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi terbuka dan penuh rasa hormat. Konflik dapat menimbulkan kecemasan dan stres. Jadi, penting untuk menciptakan ruang aman tepat anggota tim merasa nyaman mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi, meliputi:
- Menggunakan Komunikasi yang Tidak Mengancam
Pastikan kata-kata, nada suara, dan bahasa tubuh tidak mengancam. Hal ini membantu mengurangi sikap defensif dan menciptakan suasana yang tenang serta kekhawatiran dapat diungkapkan secara terbuka.
- Empati dan Rasa Hormat
Tunjukkan rasa empati terhadap perasaan orang lain dan hormati sudut pandang mereka. Hal ini dapat membantu membantu kepercayaan dan mengurangi intensitas emosional dari konflik.
Baca juga: Peran Corporate Governance dalam Sistem Manajemen Perusahaan
2. Fokus pada Isu, Bukan Orangnya
Konflik sering kali muncul akibat perbedaan persepsi terhadap situasi, bukan karena permusuhan pribadi. Untuk mengelola konflik secara efektif, maka yang harus dilakukan yaitu:
- Atasi Situasinya, Bukan Individu
Konsentrasilah pada penyelesaian masalah daripada menyalahkan orang lain. Serangan personal dapat meningkatkan konflik dan merusak hubungan.
- Klarifikasi Kesalahpahaman
Mengidentifikasi dan klarifikasi penyebab konflik. Hal ini dapat dicapai dengan mengajukan pertanyaan dan meringkas apa yang telah dikatakan untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah tersebut.
- Pemecahan Masalah Objektif
Lakukan pendekatan pemecahan masalah yang berfokus pada pencarian solusi daripada mengkritik individu. Hal ini akan membantu menjaga suasana profesional dan kolaboratif.
3. Fokus pada Masa Kini dan Masa Depan, Bukan Masa Lalu
Berkutat pada masalah-masalah di masa lalu dapat menghambat penyelesaian konflik. Berikut cara menghadapinya:
- Tetaplah pada Masa Kini
Fokus pada situasi saat ini dan hindari mengangkat konflik atau kesalahan masa lalu. Hal ini membantu menjaga diskusi tetap relevan dan teratur.
- Solusi Berorientasi pada Masa Depan
Tekankan pada pencarian solusi yang akan meningkatkan interaksi dan hasil proyek di masa mendatang. Pendekatan berwawasan ke depan ini dapat membantu menciptakan pandangan positif dan motivasi bagi tim.
4. Mencari Solusi Bersama
Pemecahan masalah secara kolaboratif merupakan kunci untuk menyelesaikan konflik dan memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. Maka, yang harus dilakukan adalah:
- Lakukan Brainstorming secara Kolektif
Libatkan seluruh tim proyek dalam brainstorming untuk memecahkan masalah. Hal ini dapat membantu menghasilkan alternatif yang kreatif dan efektif yang mungkin tidak dipertimbagkaa secara individual.
- Memfasilitasi Kolaborasi
Lakukan pendekatan yang berorientasi pada tim untuk memecahkan masalah yang melibatkan seluruh tim memiliki kepentingan dalam solusi tersebut. Hal ini dapat memperkuat hubungan tim dan membangun rasa tanggung jawab bersama.
- Membangun Hubungan yang Konstruktif
Gunakan proses penyelesaian konflik sebagai kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih konstruktif dalam tim. Hal ini dapat mengarah pada peningkatan komunikasi dan kolaborasi dalam jangka panjang
Kami siap melayani kebutuhan Anda Dapatkan promonya sekarang
-
By: Admin
- March 6, 2025