konsep zero emission

Memburuknya pencemaran lingkungan secara global, membuat pelaku besar dalam industri berlomba-lomba dalam menangani isu lingkungan saat ini, terutama pada industri konstruksi. Industri konstruksi yang dekat dengan risiko pencemaran lingkungan memerlukan konsep dan prinsip yang mendukung keberlanjutan. Salah satu konsep yang dapat diaplikasikan yakni konsep zero emission. Selain itu, sebuah proyek konstruksi juga dapat mengimplementasikan kesesuaian lingkungan dengan mengikuti standar ISO.

Pentingnya Konsep Zero Emission di Proyek Konstruksi

Zero Emission adalah sebuah kondisi ketika semua emisi gas rumah kaca yang dihasilkan aktivitas manusia seimbangan dengan penyerapan karbon di atmosfer, sehingga tidak ada peningkatan emisi karbon yang akan meningkatkan pemanasan global. Perlu diketahui, berdasarkan data Statistical Review of World Energy 2023 Indonesia mengalami peningkatan emisi karbon secara drastis sebesar 27,73% dengan angka mencapai 839,6 juta ton Co2 pada tahun 2022. Diperkirakan angka ini akan terus meningkat jika tidak ada upaya dalam menangani gas rumah kaca yang dihasilkan pelaku-pelaku besar dalam industri esensial.

Baca juga: Cara Pengelolaan Perubahan dalam Proyek Konstruksi sesuai ISO 9001

Salah satu industri esensial yang berpengaruh terhadap efek gas rumah kaca yaitu industri konstruksi. Peningkatan emisi karbon di industri konstruksi berasal dari aktivitas proyek seperti produksi material, penggunaan bahan bakar fosil, transportasi, distribusi, hingga operasional proyek konstruksi. Untuk mengurangi emisi karbon di lingkungan proyek konstruksi, pelaku usaha dalam industri konstruksi, yakni Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dapat memahami terlebih dahulu beberapa alasan pentingnya zero emission di proyek konstruksi:

1. Mengurangi Dampak Perubahan Iklim

Emisi karbon memberikan dampak-dampak yang berpengaruh terhadap perubahan iklim seperti pemanasan global yang semakin cepat, perubahan suhu yang drastis, hingga gangguan ekosistem. Zero emission bertujuan untuk menghilangkan atau menyeimbangkan emisi gas rumah kaca dari kegiatan konstruksi. Hal ini berkontribusi langsung dalam memperlambat laju perubahan iklim dan menjaga keseimbangan ekosistem bumi.

2. Meningkatkan Efisien

Tantangan zero emission bukan menjadi penghambat industri konstruksi, tetapi menjadi oportunitas baru dalam menghasilkan produk konstruksi yang ramah lingkungan. Penggunaan, panel surya, kaca low-emissivity, serta ekskavator bertenaga listrik tidak hanya meningkatkan efisiensi kerja, tetapi juga berdampak pada penghematan anggaran dan tetap mendukung keberlanjutan.

Pentingnya Kesesuaian Standar ISO di Proyek Konstruksi

Setelah menetapkan konsep zero emission, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan BUJK yakni dengan menerapkan standar Sistem Manajemen Lingkungan (SML). ISO 14001 sebagai standar SML yang berskala internasional mampu memberikan panduan dalam mengarahkan proyek konstruksi yang lebih ramah terhadap lingkungan. 

Kesesuaian antara standar ISO dengan proyek konstruksi perlu diterapkan, mengingat industri konstruksi sangat dekat dengan penggunaan lahan untuk membangun suatu proyek konstruksi. Penerapan ISO dalam proyek konstruksi akan memberikan dampak yang besar tidak hanya menghasilkan output berkualitas, aman, dan sesuai standar global, tetapi juga mencapai tujuan proyek yang lebih hijau dan ramah lingkungan.

Berikut pentingnya kesesuaian standar ISO di proyek konstruksi:

1. Meningkatkan Kualitas dan Kepuasan Klien

Kepatuhan terhadap standar ISO akan membantu BUJK dalam memastikan bahwa setiap tahapan proyek dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan standar kualitas ISO. Hasil mutu yang baik ini secara langsung berdampak pada kepuasan klien.

2. Mengurangi Risiko dan Kecelakaan Kerja

Terdapat beberapa standar ISO yang dapat diterapkan pada proyek konstruksi sepert ISO 9001 dan ISO 45001. ISO 9001 berfokus pada pendekatan yang berbasis risiko, sehingga dapat mengidentifikasi potensi yang dapat mengganggu operasional proyek. Sedangkan ISO 45001 memberikan pedoman kepada BUJK terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), sehingga BUJK dapat membuat kebijakan dan prosedur kerja yang berbasis pada K3.

3. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Implementasi ISO mendorong pendekatan yang sistematis dengan berfokus pada proses, sehingga hal ini akan berdampak pada efisiensi dan produktivitas tenaga kerja dalam membuat dan menghasilkan output proyek konstruksi.

Kampanye zero emission tidak harus menunggu momen yang tepat, tetapi sebagai pelaku industri esensial dapat dimulai dari dalam BUJK sendiri, yaitu dengan mengimplementasikan konsep zero emission ke dalam proyek konstruksi yang sedang dan akan dikerjakan. Selain itu, untuk memaksimalkan proyek konstruksi yang ramah lingkungan, BUJK dapat menambahkan standar ISO sebagai sistem manajemen sesuai dengan tujuan proyek konstruksi. Jika Anda memiliki pertanyaan terkait zero emission atau mencari konsultan ISO, kunjungi website berikut ini pengurusanlegal.com. Tim kami akan membantu Anda dalam menangani permasalahan perusahaan Anda yang berpengalaman di bidang sertifikasi, sistem manajemen, hingga ketenagalistrikan.

Kami siap melayani kebutuhan Anda Dapatkan promonya sekarang