Proyek Konstruksi Sesuai ISO 9001

Perubahan pada proyek konstruksi terjadi karena adanya proses kerja yang kurang efektif seperti pengerjaan yang berkualitas rendah, peralatan dan bahan yang rusak, kendala hukum dan regulasi, dan sebagainya. Agar perusahaan dapat mengelola perubahan dalam proyek, dibutuhkan sistem yang mampu menunjang perubahan tersebut, salah satunya ISO 9001. Proyek konstruksi sesuai ISO 9001 dapat menghindari perusahaan dari kerugian finansial, gagal konstruksi, hingga sengketa proyek.

Pentingnya ISO 9001 dalam Proyek Konstruksi

ISO 9001 adalah standar yang dikeluarkan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang berfokus pada Sistem Manajemen Mutu (SMM). Standar ini memastikan bahwa organisasi mampu membuat, meningkatkan, dan menjaga kualitas produk dengan standar yang tinggi. Standar ini tidak hanya terpaku pada produk, tetapi juga mencakup output organisasi yang berupa layanan jasa, sehingga tidak heran standar ini dapat dipakai untuk berbagai bidang industri dan organisasi serta menjadi salah satu standar ISO paling populer di Indonesia.

Baca juga: Pentingnya Sertifikasi ISO 9001 dalam Meningkatkan Kualitas Manajemen Perusahaan

Salah satu bidang industri yang mengandalkan layanan jasa yakni industri konstruksi. Pekerja konstruksi akan membuat dan menghasilkan proyek konstruksi sesuai dengan blueprint perencanaan proyek konstruksi. Maka, penting bagi manajemen proyek konstruksi untuk membuat manajemen pengelolaan perubahan. Perencanaan perubahan ini dapat digunakan jika sewaktu-waktu proses pengerjaan proyek konstruksi mengalami kendala yang dapat menghambat perkembangan dan memengaruhi hasil akhir proyek konstruksi.

ISO 9001 tidak hanya menyediakan kerangka sistematis untuk organisasi menghasilkan output dengan standar yang tinggi, tetapi juga menawarkan pedoman yang membantu organisasi mengelola manajemen perencanaan. Berikut beberapa alasan pentingnya ISO 9001 dalam proyek konstruksi:

1. Menjamin Kualitas Proyek Konstruksi

Sebagai standar mutu, ISO 9001 memastikan bahwa pelaksanaan proses proyek konstruksi sesuai dengan perencanaan yang sistematis. Tindakan ini dapat mencegah adanya kesalahan teknis yang dapat memengaruhi hasil proyek dan menjamin kualitas sesuai dengan ekspektasi pemilik proyek.

2. Menghindari Risiko Gagal Proyek

ISO 9001 memastikan bahwa dengan sistem dokumentasi dan pengendalian mutu yang baik dapat meminimalkan risiko seperti keterlambatan, pemborosan material, dan pekerjaan ulang (rework) yang dapat menyebabkan kerugian besar dalam proyek konstruksi.

3. Meningkatkan Efisiensi

ISO 9001 mendorong proses operasional untuk menggunakan sumber daya secara maksimal dan efisien, sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap biaya proyek konstruksi.

Bagaimana Pengelolaan Perubahan dalam Proyek Konstruksi sesuai dengan ISO 9001?

Pada dokumen ISO 9001 terdapat klausul nomor 6.3 yang memberikan panduan terkait perencanaan perubahan. Klausul ini memberikan arahan kepada organisasi bagaimana membuat perencanaan serta mengelola perubahan agar sistem manajemen mutu tetap efektif.

Klausul 6.3 memastikan bahwa perubahan terhadap sistem manajemen mutu direncanakan secara sistematis dan terkendali. Perubahan harus tidak mengganggu kinerja dan efektivitas sistem. Klausul ini berisi panduan kepada organisasi untuk mempertimbangkan:

1.Tujuan Perubahan dan Potensi Konsekuensinya

Organisasi dapat menetapkan tujuan perubahan yang meliputi peningkatan efisiensi, kepatuhan regulasi atau penyesuaian proses bisnis. Selain itu, organisasi harus dapat mengukur potensi atau konsekuensi perubahan, baik secara positif dan negatif.

2. Integritas Sistem Manajemen Mutu

Perubahan tidak boleh merusak atau melemahkan sistem yang sudah berjalan. Organisasi harus memastikan proses mutu tetap terkontrol, menjaga konsistensi kebijakan, sasaran mutu, dan prosedur kerja, serta memastikan perubahan selaras dengan persyaratan ISO 9001.

3. Ketersediaan Sumber Daya

Sebelum perubahan dilaksanakan, organisasi harus memastikan sumber daya yang diperlukan tersedia seperti pekerja, peralatan dan teknologi yang mendukung, biaya, waktu, serta informasi atau dokumentasi yang relevan.

4. Alokasi atau Relokasi Tanggung Jawab dan Wewenang

Organisasi harus menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan berwenang dalam perubahan, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.

ISO 9001 membantu kontraktor dalam menyiapkan pengelolaan perubahan agar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rencana, proses, dan hasil proyek konstruksi. Untuk itu, jika Anda memiliki pertanyaan terkait ISO 9001, Anda dapat mengunjungi website berikut ini pengurusanlegal.com. Tim kami memiliki pengalaman di bidang sertifikasi sistem manajemen, legalitas perusahaan, hingga ketenagalistrikan. 

Kami siap melayani kebutuhan Anda Dapatkan promonya sekarang